Kamis, 31 Juli 2008

hari sudah sore ketika kami berdua duduk di pantai danau toba.sinar mentari kekuning-kuningan berkilau-kilau dibiaskan kebeningan air danau Toba.angin berhembus pelan.Dingin.Selain sunyi oleh keheningan alam kami juga tak berniat untuk bicara.Semua larut oleh pikiran masing-masing.

Entah berapa lama diam itu berkuasa,tak begitu kami pedulikan sebab ombak-ombak kecil dan teriakan-teriakan burung-burung danau sudah cukup untuk menggantikan sebuah percakapan.Aku lirik seiko yang menggelantung di tanganku,enam kurang lima belas,"akhirnya senja ini datang juga" batinku

"Selamat natal ya..!" aku buka mulut,dan memilih kata yang kebetulan melintas dibenakku.

"Maaf ya, tapi natal udah lewat,udah tanggal tigapuluh,bagiku ucapan demikian udah basi" suaranya datar dan pandangannya tak lepas dari air danau.Hatiku agak kecewa aja mendengarnya.

"Kamu masih marah ama aku?" tanyaku pelan.

"Aku gak pernah marah sama kamu" suaranya tetap datar.

"Oooo...!"

Kami diam lagi,dadaku terasa sesak.Timbul perasaan ragu untuk memilih antara diam dan bicara.Dan satu lagi bagaimana kalau aku salah memilih.

Bisu bukan sebuah kejanggalan lagi bagu kami,perasanku bilang 'ini tak bagus' ajaklah dia bicara,jangan hanya diam saja.Tapi aku lebih memilih untuk diam.Untung saja saat kami di pantai danau toba yang bersedia menerima semua perasaan itu.Dan pandanganku kubulatkan saja semua kesana,ke gemercikan air tentunya.

"Gimana kuliah kamu?" memecah keheningan setelah sepuluh menit tanpa suara.

"Gagal semua, aku nggak bisa konsentrasi penuh belajarnya"akunya padaku.

"Kalau kita sama donk..,aku juga gagal semua" ucapku sambil tersenyum.

Dia memandangku,lalu mengernyitkan keningnya "Kamu gagal kok senang? pake senyum-senyum segala lagi" ketusnya kesal.

"Senang donk punya teman yang sama-sama gagal?" aku tertawa kecil.

Dia sedikit kesal mendengar perkataanku,dialihkannnya pandangannya ke arah danau.Sama seperti dulu dia tidak suka banyak bicara.Akhirnya kami diam lagi.Bukan gak ada yang menjadi bahan pembicaraan,tapi suasana diam mungkin lebih baik untuk saat itu,perhatian utama kembali kepada alam.

waktu terus merangkak, sore terasa begitu cepat berlalu matahari sudah sepenuhnya bersembunyi dibalik bukit 'Dolok Pusuk Buhit'.Cahaya hanya tampak pada awan,sedang bumi kini teduh tanpa biasan-nya.Malampun tak berniat lambat-lambat ia segera meliputi daun-daun pepohonan.Begitu gelap,begitu hitam

Rabu, 30 Juli 2008

cinta terpendam

aku hanya termangu
dibawah pohon itu
menengadah ketitik-titik hujan
sampai jatuh di daun-daun

aku tak ingin menyesal
aku hanya ingin merasakan dingin
makanya aku menangis.

pernikahanmu dengannya,
mungkin akan jadi berkat
bagi hatiku yang lama
menjadi pecundang.

cinta terpendam

kadang
akan menyayat
orang-orang

cinta terpendam

bukan cinta
namanya
jika hanya
untuk dipendam.

BERPULANG

hari ini
telah berpulang
satu dari orang tersayang
dimalam yang beku
dan mencekam,

malam,ini sabtu
26 juni dua ribu delapan kelabu
malam paling gelap
dari semua malam sebelumnya.

Dia tanpa kata apa-apa
pergi begitu saja...!

tak bisa aku menahan
akhirnya aku menangis juga
setelah lebih delapan tahun sudah
tak menderaikan air mata.

jujur saja,
dialah yang terbaik dari orang yang sama

diurutan nomor delapan
tak bisa tubuhnya bertahan
akhirnya tak bisa juga tergantikan
dan semua tak bisa menepis kesedihan.

bukan salah siapa-siapa
hanya kehendak yang maha kuasa
Bahwasanya
Kepangkuan-NYA
dia harus kembali
dan mengabdi lagi

Adikku tersayang
"TAMBOS COMBAT MARBUN"
kusebut namamu dalam tulisanku ini
untuk mengingatkan aku
bahwa akhirnya
semua
harus berpisah jua.
meski perpisahan
itu
terkadang
begitu menyedihkan.

bukan memuji
bukan menyalahkan
tapi kaulah yang terbaik
selama menjalankan
setiap
nafas
yang
merupakan
anugerah
DIA
yang menjemputmu.

selamat berpisah adikku
selamat menemukan dunia yang baru

mudah-mudahan
kamu
di tempatmu
itu
tau
kewajibanmu

kepada semua

hujan tak berhenti

Sampai disini,
hujan tak kian berhenti
dari pagi hingga pagi
dari malam hingga malam lagi!!

aku mulai merasa panas
diselimuti putih kapas
ah.. mengapa langit tak pernah lepas
dari mendung yang mengganas??

kucoba menghitung batu-batu
yang ada di atas gundukanku
tetapi aku tetap saja kaku
sebab kini tak ada yang bisa bantu.

hujan tak berhenti
menindas tanah liat di pemakaman ini.

2007,medan.

cinta terpendam

tidak ada sakit
yang lebih sakit

dari cinta terpendam.

Senin, 21 Juli 2008

Berpisah

Aku minta maaf
Maafkan aku.Juga
tulisanku
yang selama ini merepotkan pikiranmu.

kali lain takkan kuulangi lagi
sampai disini
kita harus berlari
menemukan masing-masing hari.

hatiku memudar.
hanya hampa yang terasa.

dua avril dua ribu tujuh

Rabu, 16 Juli 2008

menangis

sembari langit merona,
kupulang pada diri sendiri,
meratapi kedatangan senja ini.

terlambat!
hatiku kini hancur luluh
oleh mulutmu yang manis serapah.

biarlah aku berlari
melampaui angin atau melewati batas
sampai aku dijemput ajal
nanti.